Rabu, 25 Oktober 2017

LARANGAN MENYAPU PADA MALAM HARI (Tacit Knowledge)



LARANGAN MENYAPU PADA MALAM HARI

Kita memiliki kebiasaan untuk menyapu, baik itu menyapu halaman maupun menyapu kamar yang kita tempati. Menyapu merupakan kebiasaan yang baik, selain itu menyapu dapat membuat kamar atau tempat tinggal kita semakin bersih. Pada umumnya menyapu dapat dilakukan sesuai dengan keinginan kita, baik dari pagi, siang atau malam hari. Namun menurut kepercayaan orang Bali khususnya di daerah Tabanan kita tidak boleh menyapu pada malam hari. Hal tersebut berdampak pada rejeki yang kita miliki. Orang Bali mengatakan jika kita menyapu pada malam hari berarti kita menyapu rejeki yang akan kita dapatkan. Jika kita ingin menyapu pada malam hari kita harus mengucapkan kata – kata seperti berikut “ tiang nyampatan leluu ten nyampatan sekaya” yang artinya “saya menyapu bermaksud untuk menyapu sampah tidak bermaksud untuk menyapu kekayaaan atau rejeki”.
Dalam mitos ini, siapapun yang melanggar larangan ini bisa mendapatkan kesialan atau mengundang nasib buruk, khususnya dalam hal rejeki. Dari pendapat orang tua mengatakan jika kita menyapu pada malam hari sama artinya kita membuang rejeki. Seperti misalnya kotoran yang akan disapukan atau dibuang itu adalah rejeki yang sudah kita dapatkan selama seharian.

LARANGAN MENANAM POHON MENGKUDU DI PEKARANGAN RUMAH (Tacit Knowledge)



LARANGAN MENANAM POHON MENGKUDU DI PEKARANGAN RUMAH

 Gambar tanaman Mengkudu
Pohon mengkudu tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu berkisaran mencapai 3 – 8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol – totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik – bintik hitam. Pohon mengkudu memiliki banyak khasiat khususnya dalam hal pengobatan. Namun menurut kepercayaan di Bali khususnya di daerah Tabanan jika pohon mengkudu tumbuh secara sengaja di pekarangan rumah maka rumah tersebut akan didatangi oleh makhluk halus. Pekarangan yang berada dirumah tersebut akan panes atau leteh. Apabila pekarangan rumah tersebut sudah dianggap leteh maka akan muncul banyak tanda seperti, kesialan yang menimpa penghuni di sekitar pekarangan tempat pohon mengkudu itu tumbuh. Kita dapat mengetahui pekarangan tersebut leteh atau panes ialah menurut kepercayaan orang Bali yang percaya akan skala dan niskala. Biasanya orang Bali meminta petunjuk kepada orang pintar atau yang biasa disebut dengan Balian. Balian tersebut akan meberikan petunjuk untuk menetralisir pekarangan yang dianggap leteh atau panes tersebut. Cara menetralisir pekarangan yang leteh atau panes tersebut biasanya akan dibuatkan banten menurut petunjuk dari Balian tersebut. Jika sudah dibuatkan banten sesuai dengan petunjuk dari Balian tersebut maka pekarangan akan ternetralisir kembali seperti normal.

BAHASA YANG DILUPAKAN



BAHASA YANG DILUPAKAN
Bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik. Bahasa yang di gunakan di Bali pada umumnya tidaklah sama. Dalam setiap Desa bahkan setiap Banjar yang ada di Bali memiliki bahasa yang berbeda – beda. Bali memiliki beraneka ragam bahasa disetiap banjar. Salah satunya ialah Desa Marga, Banjar Kelaci yang berada di Tabanan memiliki bahasa yang berbeda dengan Banjar yang berada disebelah Banjar Kelaci. Dalam blog ini akan saya bahas bahasa – bahasa yang hampir jarang dipergunakan di Banjar Kelaci, Marga , Tabanan yaitu :
1.      Poklot                    = pensil
2.      Sidu                       = sendok yang terbuat dari daun
3.      Jembung                = mangkok
4.      Emblong                = mangkok yang lebih besar
5.      Pucung                  = botol
6.      Sereg                     = kunci
7.      Kodak                   = kamera
8.      Potrek                    = foto
9.      Topong, capil        = topi
10.  Tengkulak, kau      = batok kelapa
11.  Lumbur                 = gelas
12.  Jelanan                  = pintu
13.  Aer, sepre              = parfum
14.  Slempod, senteng  = selendang
15.  Siyot, kun              = rok
16.  Baju anget             = jaket
17.  Baju kutang           = bra (pakaian dalam perempuan)
18.  Colok                    = korek api
19.  Palud                     = penghapus
20.  Kesaman               = kenaikan kelas
21.  Kreteg                   = jembatan
22.  Badan montor       = garasi
23.  Bal                         = bola
24.  Merebat                 = bertengkar
25.  Med, mekelo         = lama
26.  Leteh                     = panas dari pekarangan rumah dari niskala
27.  Sekaya                   = kekayaan
28.  Mis                        = sampah
29.  Meko                     = cermin
30.  Cerik                     = handuk

The Word Changed



MENCUCI PAKAIAN MENGGUNAKAN CARA TRADISIONAL DENGAN MODERN
Seperti yang kita ketahui pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh / tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dirinya. Pakaian dapat memberi penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Mencuci pakaian sangatlah penting agar kotoran – kotoran yang terdapat pada pakaian tersebut bisa hilang dan bersih. Pada jaman dahulu kita masih menggunakan cara tradisional untuk mencuci pakaian yaitu dengan tangan. Dan sering kali kita mencuci pakaian ke sungai karena keterbatasan air yang ada di rumah atau di kampung setempat.
Pada jaman dulu sering kali para perempuan yang ada di desa mencuci pakaiannya ke sungai. Terdapat cerita yang menarik jika kita beramai – ramai mencuci pakaian ke sungai. Kita bisa lebih akrab kepada perempuan – perempuan yang ada di desa kita. Tetapi kemungkianan ada hal buruk jika kita mencuci pakaian  kesungai, hal tersebut bisa saja pakaian kita hanyut dibawa oleh arus air, atau bisa saja pakaian kita tidak bersih dan malah tambah kotor jika kita mencuci pakaian ke sungai. Dengan teknologi yang semakin canggih dan modern ini tidak sedikit masayarakat yang menggunakan cara mencuci modern yaitu dengan cara menggunakan mesin cuci. Dengan mesin cuci kita tidak perlu susah payah untuk pergi ke sungai lagi. Sudah ada cara praktis agar pakaian kita bersih dan kita juga tidak kesusahan saat menggunakan mesin cuci. Selain praktis menggunakan mesin cuci kita juga tidak perlu kawatir akan hanyutnya pakaian yang kita cuci dan pakaian kita menjadi lebih bersih. Dengan teknologi yang semakin canggih sekarang ini banyak masyarakat yang beralih ke cara modern karena lebih praktis dan menghemat waktu.