Sistem Pembajakan Sawah dengan alat Tradisional dan
Modern
a. Sistem Pembajakan Tanah Tradisional
Sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara pesat seperti pada
zaman ini , para petani mengolah tanahnya dengan berbagai alat – alat
tradisional yang bekerja menggunakan tenaga otot baik itu dari tenaga manusia
maupun tenaga hewan seperti kerbau atau sapi . Berikut adalah alat – alat
pembajak tanah tradisional.
1. Bajak
Bajak merupakan
alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000 th SM di Egypt.
Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia, dengan bntuk
yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa
dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat pengolahan
tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi tuang sebagai bahan utamanya,
selanjutnya dibuat dari baja.
2. Rakkala
Rakkala adalah salah satu alat pengolah tanah dari
Sulawesi Selatan atau lebih tepatnya digunakan oleh orang Bugis , sama seperti
bajak alat ini digunakan untuk menggemburkan tanah
3 . Cangkul
Cangkul
atau Pacul adalah
satu jenis alat pertanian tradisional yang digunakan dalam proses pengolahan
tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali ataupun untuk
meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk menjalankan
kerja-kerja menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah. Alat ini merupakan
elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering. Cangkul
dibuat dari baja sehingga alat ini sangatlah kuat. Cangkul atau Pacul merupakan
gabungan dari bawak dan pacul itu sendiri. Bawak merupakan bagian kepala
atau bagian atas dari cangkul. Sedangkan pada bagian landepan atau bagian
bawahnya sering kita sebut dengan pacul juga. Pada bagian kepala terdapat
lubang yang berfungsi untuk dipasangi garan pacul atau sering disebut doran. Dengan dipasangnya doran akan mempermudah dalam menggunakan alat cangkul
ini.
4. Bajak Singkal
Bajak singkal
termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah
yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka,
dengan menggunakan tenaga ternak hela sapi atau kerbau, sebagai sumber daya
penariknya. Sering dijumpai beberapa bentuk rancangan bajak singkal, hal ini
dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara kondisi tanah dengan
tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata
bajak, juga di bagian perlengkapannya. Mata bajak adalah bagian dari bajak yang
berfungsi aktif untuk mengolah tanah.
5. Garu ( Harrow )
Tanah setelah
dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan
bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan
meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua. Alat
dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah kedua
adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu sebagai
pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan
permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga
bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara
pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya
dengan tanah.
b. Sistem Pembajakan Tanah Modern
1.Bajak Piringan
Adanya kelemahan-kelemahan bajak
singkal maka orang menciptakan bajak piringan. Bajak piringan cocok untuk
bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak
singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar; tanah
gambut; serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak
piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya antara lain: tidak
dapat menutup seresah dengan baik; bekas pembajakan tidak dapat betul-betul
rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan
yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan.
2. Bajak rotary
Pengolahan tanah
dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkahbongkah yang masih cukup besar,
biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah
yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah
dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk
pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini
digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk
melakukan penyiangan ataupun pendangiran. Penggunaan bajak putar untuk
pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup
kering atau basah sama sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau
dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dari
rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih
banyak daya yang digunakan tetapi diperoleh hasil penggemburan yang lebih
halus. Dalam penggunaan, dipilih kebutuhan daya yang terkecil tetapi memenuhi
persyaratan ukuran partikel tanah yang dituntut oleh tanaman.
4. Bajak Pahat
Dalam pengerjaan tanah, bajak pahat dipergunakan untuk merobek
dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung
skop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak
pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar.
5. Traktor
Traktor adalah sebuah mesin yang besar dan digerakkan melalui tenaga bahan
bakar yang berfungsi sebagai pembajak sawah modern atau menggemburkan tanah
tanpa menggunakan tenaga otot.
Irigasi
Irigasi merupakan upaya yang
dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini
sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu,
jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber
mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian.
Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan
menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi
dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.
Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara
yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak
mesir kuno.
1.
Irigasi
Permukaan
Irigasi Permukaan merupakan sistem
irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun
melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan
secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal
saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan
pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air
lebih dulu.
2.
Irigasi Lokal
Sistem ini air distribusikan dengan
cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi
mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau
secara lokal.
3.
Irigasi dengan
Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai
penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut,
sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian
menetes ke akar.
4.
Irigasi
Tradisional dengan Ember
Di sini diperlukan tenaga kerja
secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga
kerja yang harus menenteng ember.
5.
Irigasi Pompa
Air
Air diambil dari sumur dalam dan
dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya
dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi
sawah.
6.
Irigasi Tanah
Kering dengan Terasisasi
Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai untuk
distribusi air.
Daftar pustaka