Jumat, 10 November 2017

RASA TAKUT DAN PENASARAN



Rabu, 01 November 2017

RASA TAKUT DAN PENASARAN

Barong Bangkung yang menari di depan rumah penduduk.

Bagi I Made Artayasa (32), warga Desa Marga, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Hari Raya Galungan bukan hanya sekedar hari kemenangan dharma melawan adharma. Namun dia merasakan Hari Raya Galungan adalah sebagai hari keluarga karena pada Hari Raya Galungan keluarga yang berada di luar desa akan kembali berkumpul ke rumah pada Hari Raya Galungan. Dan saat Hari Raya Galunganlah dia dapat merasakan kehangatan saat berkumpul dengan semua keluarganya. Pada sore hari di Hari Raya Galungan terdapat anak – anak yang sedang Ngelawang Barong Bangkung ke rumah – rumah penduduk. Asal kata ngelawang adalah “lawang” berarti pintu, jadi mereka menarikan Barong Bangkung tersebut dari rumah ke rumah dan berkeliling di jalan – jalan desa. Tradisi ngelawang ini digelar setiap 6 bulan sekali diantara Hari Raya Galungan dan Kuningan. Ngelawang ini hanya diperuntukkan untuk hiburan semata.
Desiran angin terasa pada sore itu, anak  - anak yang menarikan Barong Bangkung tersebut begitu antusias dan semangat menarikan Barong Bangkung. Tidak kalah juga dengan gambelan Barong Bangkung, alunan suara gambelan Barong Bangkung tersebut begitu terdengar keras ditelinga karena saking semangatnya anak – anak tersebut memukul gambelan Barong Bangkung. Barong Bangkung tersebut menari di depan rumah penduduk yang ingin menontonnya atau istilah balinya “Ngupah”. 

Anak – anak yang antusias memainkan gambelannya.

Terlihat anak – anak muda yang begitu tertarik menonton pertunjukan Barong Bangkung tersebut. Namun tidak dengan I I Made Agus Saputra (10), dia begitu ketakutan saat melihat pertunjukan Barong Bangkung tersebut terutama takut melihat Barong Bakung yang menari di hadapannya. Dia berlari kesana – kemari untuk bersembunyi agar tidak melihat Barong Bangkung tersebut. I Made Agus Saputra juga mengatakan sangat takut melihat Barong Bangkung tersebut, takut nantinya dikejar oleh Barong Bangkung. Selesai Barong Bangkung tersebut menari di depan rumah I Made Agus Saputra, Barong Bangkung tersebut menarikan tariannya kembali di rumah penduduk desa yang lain.
Saat Barong Bangkung tersebut pergi dari rumahnya, I Made Agus Saputra terlihat senang karena tidak melihat Barong Bangkung itu lagi. Namun dia merasa sangat penasaran dimana Barong Bangkung tersebut menari lagi. Lalu dengan rasa takut bercampur dengan rasa penasaran, dia keluar rumahnya untuk melihat Barong Bnagkung tersebut. Masih terlihat jelas dari wajahnya dia masih merasa takut melihat Barong Bangkung, namun juga merasa sangat penasaran terhadap Barong Bangkung tesebut.
Setelah selesai mengelilingi desa, Barong Bangkung tersebut kembali melewati rumah I Made Agus Saputra. Dia pun merasa kaget sekaligus merasa takut karena Barong Bangkung tersebut berbalik arah untuk kembali melewati rumahnya. Dia pun kembali berlari kesana – kemari untuk mendapatkan tempat persembunyian yang aman agar Barong Bangkung tersebut tidak mencari dan menemukannya. Terdengar suara nafas yang terengah – engah dari hidungnya menandakan dia ketakutan dan kecapekan setelah berlari kesana – kemari mencari tempat persembunyian. Setelah Barong Bangkung melewati rumahnya dan tidak akan kembali lagi, baru keceriaan terlihat diraut wajahnya.

BANTEN ULIHAN



BANTEN ULIHAN

Gambar Banten Ulihan menurut adat di Br. Kelaci, Marga, Tabanan.

Ulihan (Bahasa Bali) berarti kembali, Ulihan Galungan secara harfiah diartikan kembalikan Galungan. Yang dimaksudkan kembalilah kepada kondisi Galang/terang atau hening seperti saat hari kemenangan. Setelah mendapatkan berkah dari Guru Agung dan petunjuk Guru Sekale agar kembali kepada kondisi bathin saat Hari Kemenangan dan diupayakan terus dipertahankan dengan mengarahkan pikiran selalu kepada hal – hal yang positif dan menerima apa adanya setiap kondisi yang menimpa kita. (Novan, Ade.2009)
Ulihan dibagi menjadi dua yaitu, Ulihan Jawa dan Ulihan Bali. Disetiap pekarangan rumah yang berada disuatu banjar atau pun disuatu Desa, rahinan Ulihannya bisa berbeda – beda. Ulihan Jawa dilaksanakan pada hari minggu pada wuku kuningan. Sedangkan Ulihan Bali dilaksanakan pada hari senin wuku kuningan bertepatan dengan pemacekan agung. Sarana – sarana yang dapat dipergunakan dalam membuat Banten Ulihan menurut di Banjar Kelaci, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, yaitu :
1.      Alasnya : aled
2.      Tibah (mengkudu)
3.      Sotong (jambu biji)
4.      Urutan
5.      Daun kelor
6.      Alat – alat daksina (beras, telur, matah – matah, dll)
7.      Tangkih soda (berisi nasi, urutan, sotong, tibah, daun kelor, dan diatasnya berisi tangkih tajuh yang sudah di tanding)
8.      Banten canang (tamas, pisang, jajan dan canang genten)
9.      2 buah canang (alasnya : ceper, pisang, jajan dan kocong metanduk)
10.  Dll.

Jumat, 03 November 2017

Banten Peras Dapetan (Tacit Knowledge)



Banten Peras Dapetan

Gambar Banten Peras Dapetan

Dalam adat istiadat di Bali kita mengenal istilah banten atau bisa disebut dengan sesajen. Banten adalah persembahan dan sarana bagi umat Hindu mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Banten juga merupakan wujud rasa terimakasih, cinta dan bakti pada beliau karena telah dilimpahkan wara nugraha-Nya. Banten yang dipergunakan beraneka ragam bentuknya. Banten di masing – masing desa di Bali bisa berbeda bentuk dan penyebutan nama dari banten tersebut. Di Banjar Kelaci, Desa Marga, Kabupaten Tabanan Bali, Banten Peras Dapetan dipergunakan pada saat Purnama yang dibantenkan atau dihaturkan di Warung atau di Perdagangan. Banten Peras Dapetan terdiri dari banten Dapetan, banten Peras, banten Sode, dan canang. Banten tersebut yaitu :
1.      Banten Dapetan
Alat alat yang diperlukan dalam membuat banten dapetan yaitu :
-          Alasnya  : sebuah tamas
-          Raka – raka selengkapnya ( pisanga, jajan, dll)
-          Bantal, tape
-          2 buah tumpeng
-          1 buah kojong kacang
-          1 buah sampiyan jeet guak



Gambar Banten Dapetan
2.      Banten Peras
Alat – alat yang diperlukan dalam membuat banten peras yaitu :
-          Alasnya : tamas atau aled
-          Diatasnya berisi beras dan porosan
-          Bantal, tape
-          Dua buah tumpeng
-          Raka – raka selengkapnya (pisang, jajan, dll)
-          Kojong kacang
-          Sampyan peras
-          Canang sari

                                                               Gambar Banten Peras
 

3.      Banten Sode
Alat – alat yang diperlukan untuk membuat banten Sode yaitu :
-          Alasnya : tamas atau aled
-          Raka – raka selengkapnya (pisang, jajan, dll)
-          2 buah tumpeng soda
-          Bantal, tape
-          Kojong kacang
-          Sampian soda

 
Gambar Banten Soda
 
4.      Banten Canang
Alat – alat yang diperlukan untuk membuat canang yaitu :
-          Alasnya : tamas
-          Raka – raka (pisang, jajan, dll)
-          Canang genten

 
                        Gambar  Banten Canang