Rabu, 01
November 2017
RASA TAKUT DAN PENASARAN
Barong Bangkung yang menari di depan rumah penduduk.
Bagi
I Made Artayasa (32), warga Desa Marga, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan,
Hari Raya Galungan bukan hanya sekedar hari kemenangan dharma melawan adharma.
Namun dia merasakan Hari Raya Galungan adalah sebagai hari keluarga karena pada
Hari Raya Galungan keluarga yang berada di luar desa akan kembali berkumpul ke
rumah pada Hari Raya Galungan. Dan saat Hari Raya Galunganlah dia dapat
merasakan kehangatan saat berkumpul dengan semua keluarganya. Pada sore hari di
Hari Raya Galungan terdapat anak – anak yang sedang Ngelawang Barong Bangkung
ke rumah – rumah penduduk. Asal kata ngelawang adalah “lawang” berarti pintu,
jadi mereka menarikan Barong Bangkung tersebut dari rumah ke rumah dan
berkeliling di jalan – jalan desa. Tradisi ngelawang ini digelar setiap 6 bulan
sekali diantara Hari Raya Galungan dan Kuningan. Ngelawang ini hanya
diperuntukkan untuk hiburan semata.
Desiran
angin terasa pada sore itu, anak - anak
yang menarikan Barong Bangkung tersebut begitu antusias dan semangat menarikan
Barong Bangkung. Tidak kalah juga dengan gambelan Barong Bangkung, alunan suara
gambelan Barong Bangkung tersebut begitu terdengar keras ditelinga karena
saking semangatnya anak – anak tersebut memukul gambelan Barong Bangkung. Barong
Bangkung tersebut menari di depan rumah penduduk yang ingin menontonnya atau
istilah balinya “Ngupah”.
Anak – anak yang
antusias memainkan gambelannya.
Terlihat
anak – anak muda yang begitu tertarik menonton pertunjukan Barong Bangkung
tersebut. Namun tidak dengan I I Made Agus Saputra (10), dia begitu ketakutan
saat melihat pertunjukan Barong Bangkung tersebut terutama takut melihat Barong
Bakung yang menari di hadapannya. Dia berlari kesana – kemari untuk bersembunyi
agar tidak melihat Barong Bangkung tersebut. I Made Agus Saputra juga
mengatakan sangat takut melihat Barong Bangkung tersebut, takut nantinya
dikejar oleh Barong Bangkung. Selesai Barong Bangkung tersebut menari di depan
rumah I Made Agus Saputra, Barong Bangkung tersebut menarikan tariannya kembali
di rumah penduduk desa yang lain.
Saat
Barong Bangkung tersebut pergi dari rumahnya, I Made Agus Saputra terlihat
senang karena tidak melihat Barong Bangkung itu lagi. Namun dia merasa sangat
penasaran dimana Barong Bangkung tersebut menari lagi. Lalu dengan rasa takut
bercampur dengan rasa penasaran, dia keluar rumahnya untuk melihat Barong
Bnagkung tersebut. Masih terlihat jelas dari wajahnya dia masih merasa takut
melihat Barong Bangkung, namun juga merasa sangat penasaran terhadap Barong
Bangkung tesebut.
Setelah
selesai mengelilingi desa, Barong Bangkung tersebut kembali melewati rumah I
Made Agus Saputra. Dia pun merasa kaget sekaligus merasa takut karena Barong
Bangkung tersebut berbalik arah untuk kembali melewati rumahnya. Dia pun
kembali berlari kesana – kemari untuk mendapatkan tempat persembunyian yang
aman agar Barong Bangkung tersebut tidak mencari dan menemukannya. Terdengar
suara nafas yang terengah – engah dari hidungnya menandakan dia ketakutan dan
kecapekan setelah berlari kesana – kemari mencari tempat persembunyian. Setelah
Barong Bangkung melewati rumahnya dan tidak akan kembali lagi, baru keceriaan
terlihat diraut wajahnya.